PUKUL 01.22
Hai bintang,
Sudah lama aku tak
singgah di luar ngkasa, bagaimana kabarmu? Iya benar, aku datang bukan karena
rindu kamu, tetapi karena aku ingin bercerita kepadamu. Maaf, aku kembali untuk
menemukan diriku sendiri, karena bersamamu aku tidak pernah menjadi orang lain.
Bintang, aku masih
tetap bodoh bahkan meski sering kali aku datang ke sini. Kamu tahu apa yang
lebih bodoh? Saat aku justru menyadari, bahwa aku menyayangi dia saat aku
memutuskan tidak akan lagi bersamanya. Kamu pernah bilang bahwa akan terasa
begitu menyakitkan saat kamu gelisah karena seseorang tetapi orang itu bahkan
bisa bahagia tanpa kehadiranmu.
Bintang, aku bodoh
saat aku dengan mudahnya bisa memaafkan dia. Temanku marah, saat aku memilih
untuk bertemu dengannya. Mereka tidak tahu, aku menangis berhari-hari untuk
mencari alasan agar bisa memaafkannya. Mereka tidak tahu, bahwa aku menurunkan
egoku sendiri untuk bersikap bahwa segalanya baik-baik saja.
Bintang, bagaimana
bisa aku tetap merindukannya saat ia membuatku menangis berhari-hari. Bagaimana
bisa aku pura-pura tidak ingat kejadian itu? aku ingat, setiap kali melihatnya.
Aku ingat, bahkan hanya melihat namanya.
Namun, kamu tahu mengapa aku masih berada di dalam dunianya? Karena aku
yang dari awal menggali kuburanku sendiri. Meski sekali saja, aku ingin di mana
aku berpijak, aku tidak ingat kejadian
bodoh itu. bahkan kata maaf yang aku ingin dengar dari
mulutnya, aku merasa tak berhak atas itu.
Saat dia juga bersikap
bahwa tak pernah ada yang terjadi. Menurutmu, hal apa yang bisa membuatku berani berharap lebih dalam
dari ini? meski rinduku sering kali kurang ajar, kepalaku masih tidak tahu diri
membuat cerita-cerita dengannya. Atas dasar apa aku bisa menaruh harapanku?
Bintang, menurutmu apa
aku akan baik-baik saja saat aku berpura-pura segalanya memang baik? karena
meski aku bilang pada semua orang bahwa aku baik-baik saja, aku masih saja
ingat hari di mana bukan aku yang di
hatinya di saat aku menyadari dia sudah ada di hatiku.
Komentar
Posting Komentar