Mah, titip suratku tentangnya.

Mah,

Boleh ya, ina mengabadikan perasaan ini. Kali ini bolehkan ina mengisi dunia yang kelabu ini dengan warna baru. Warna yang lebih terang dan indah. Mulai hari ini, ina akan belajar bagaimana menuliskan sebuah perasaan bahagia. Setelah sekian lama, berganti hati, jatuh pada hati yang salah, akhirnya ina menemukan pria yang masuk kriteria mamah. Dia baik, bertanggung jawab, dan juga penyayang. Ada hal yang istimewa dalam diri ina, yang membuat ina sangat bersyukur.

Mah, Ina sebenanrnya takut. Takut kalau ini cuma mimpi, tapi nyatanya ini kenyataan. Sampai saat ini, Ina gak pernah percaya sama kebahagiaan yang sudah Ina dapat. Mah, apa semua akan berjalan dengan baik? Iya Ina masih takut menyakiti orang lain. Namun Mah, saat Ina sadar dia yang harus Ina lindungi, jaga, sayangi dan cintai. Ina gak mau tau dengan hati yang patah karena Ina bersama dia. Ina angkuh ya, Mah?

Ada banyak kekhawatiran yang mengganggu pikiran Ina. Apakah Ina pantas buat dia? Apa Ina baik buat dia? Apa dia akan bahagia sama Ina? Apakah nanti semua orang yang dia sayang akan setuju sama Ina? Ina takut kehilangan pria seperti dia, Mah. Kebaikan apa yang sudah Ina lakukan sampai harus mendapatkan pria sebaik dia? Bisa tanyakan sama Allah, Mah?

Alhamdulillah, itu yang selalu Ina ingin ucapkan. Rasa syukur yang besar, Mah. Ina ingin jadi yang paling terbaik buat dia, Mamah bisa bantu? Ina ingin sekali kenalin dia ke Mamah, dan bilang dia pria yang tepat buat Ina. Apa terlalu awal untuk bilang hal itu?

Mah, Tolong restui kami. Tunggu hingga waktu yang tepat. Kelak aku akan tunjukan, dia memang pria yang tepat, InsyaAllah.

Komentar

Postingan Populer