Aku bukan tak punya rasa takut

Aku bukan tak punya rasa takut, aku punya.

Kadang, aku menampik segala rasa takutku dan menjalani segalanya dengan baik. Bagiku, mungkin seperti itu lebih baik. Waktu itu, saat aku terlihat biasa saja saat kamu memuji wanita lain di hadapanku, aku sendiri bingung harus bersikap seperti apa.

Aku sadar, di luar sana mungkin kamu akan bertemu dengan seseorang yang lebih hebat dariku, lebih baik dariku, memiliki kesamaan sudut pandang denganmu, bahkan memiliki kesamaan dalam hal yang kamu sukai.

Aku juga sadar, di luar sana mungkin akan ada banyak wanita yang mengagumi, menyukaimu, dan ingin memilikimu. Orang sehebat kamu, pasti akan diinginkan banyak wanita. Dari sekian banyak kemungkinan? Apakah aku tidak merasa takut? tentu saja. Aku masih sama seperti perempuan lainnya, apalagi dunia kamu dan aku sangat berbeda.

Kadang, aku hanya ingin menjadi pendengar yang baik, apapun yang kamu ceritakan. Aku ingin kamu merasa aman dan nyaman saat berbagi tentang apapun terhadapku. Bagaimana denganku? tentu saja aku ingin seperti itu, hanya saja kadang aku tidak berani menunjukkan apa yang aku rasakan.

Kamu tahu, mengapa aku sangat suka saat memelukmu? karena saat itu aku merasa bahwa aku tidak akan kehilangan kamu. Aku tidak ingin kehilangan kamu. Namun, di satu sisi aku juga tidak tahu masa depan nanti akan seperti apa, karena itu aku menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Bagiku, daripada aku takut akan godaan di luar sana, aku lebih takut jika Tuhan tidak merestui kita. Kamu datang dan menjadi milikku juga atas seizin-Nya, jadi aku akan memasrahkan segalanya kepada-Nya.

Aku hanya perlu mempercayaimu dengan penuh, dan mencintaimu dengan sungguh. Itulah hal yang bisa aku lakukan dan menghindari segala pikiran buruk tentangmu. 

Karena bagiku, tidak perlu oranglain untuk menghancurkan kita. Tangan kita sendiri bisa menghancurkan kita. Atas segala ketakutanku, aku percaya bahwa segala pikiran baik, niat yang tulus, dan kasih sayang tanpa pamrih akan berakhir dengan baik.